JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa menegaskan akan menarik kembali anggaran Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terserap hingga akhir Oktober 2025. Sikap tegas ini diambil meski mendapat kritik dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, yang meminta agar dana MBG tidak dialihkan ke program lain.
Langkah Purbaya ini menjadi sorotan publik setelah sebelumnya ia juga berseteru dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait subsidi gas LPG 3 kilogram. Kini, perbedaan pandangan antara dua pejabat ekonomi strategis kembali muncul, kali ini soal efisiensi penyerapan anggaran program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Anggaran Tak Terserap Akan Dipotong
Dalam pernyataannya, Purbaya menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan bentuk pemangkasan sepihak, melainkan langkah disiplin fiskal.
“Kalau nanti akhir Oktober penyerapan kurang, ya uangnya kita ambil. Kalau lebih, kita tambah. Kita lihat seberapa efektif pelaksanaannya. Programnya tetap jalan, hanya pelaksanaannya kita pastikan lebih baik,” ujar Purbaya di Jakarta.
Ia menegaskan, pemerintah ingin memastikan anggaran yang besar untuk MBG benar-benar tersalurkan kepada masyarakat penerima manfaat, bukan mengendap di birokrasi atau belanja yang tidak produktif.
“Bukan saya mandor, tapi kalau uangnya enggak dipakai, ya saya ambil, gitu saja kira-kira,” tambahnya.
DEN Minta Menkeu Tak Terlalu Cepat Menarik Anggaran
Sementara itu, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menilai penyerapan anggaran MBG sejauh ini masih menunjukkan tren positif. Ia meminta Purbaya tidak tergesa-gesa memotong dana MBG yang belum terserap, karena program tersebut masih berjalan secara bertahap di lapangan.
“Kami pastikan penyerapan anggarannya sekarang membaik. Jadi Menteri Keuangan tak perlu mengambil anggaran yang tidak terserap. Semua dana akan terserap dengan baik dan menggerakkan ekonomi di bawah,” kata Luhut.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga rantai pasok bahan pangan pendukung MBG, seperti telur, ayam, pisang, ikan, dan sayuran agar distribusi tidak tersendat.
Realisasi Serapan Masih 34 Persen
Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN), hingga 3 Oktober 2025, realisasi penyerapan anggaran MBG baru mencapai Rp21,64 triliun atau sekitar 34 persen dari total pagu sebesar Rp71 triliun dalam APBN 2025.
BGN menjelaskan bahwa tingkat penyerapan tersebut berbanding lurus dengan jumlah Satuan Pelaksana Pemberian Gizi (SPPG) yang telah beroperasi di berbagai daerah.
“Semakin banyak SPPG aktif, semakin tinggi penyerapan anggaran. Program ini berjalan bertahap sesuai kesiapan daerah,” jelas Kepala BGN Hindayana.
Program Tetap Jalan, Tapi Disiplin Anggaran Diperketat
Program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto untuk memperbaiki kualitas gizi anak sekolah dasar dan menekan angka stunting. Namun, dengan alokasi anggaran yang besar, Kementerian Keuangan menegaskan pentingnya disiplin fiskal dan akuntabilitas agar dana tidak mubazir.
Konflik pandangan antara Purbaya dan Luhut memperlihatkan dinamika baru dalam kabinet ekonomi pemerintahan Prabowo: antara kecepatan serapan dan kehati-hatian fiskal.
Purbaya menegaskan bahwa niatnya bukan untuk menahan program sosial, melainkan memastikan setiap rupiah anggaran benar-benar memberi manfaat bagi rakyat.
Sumber : Metro TV https://www.youtube.com/watch?v=3tUt2zKXW5o






















